Tidak boleh sepotong ayam atau rendang diambil sekali angkat

Katanya, kalau dengan tidak sengaja terpecahkan piring, tak akan dimarahi Karena punya dua-tiga etek (adik ibu) yang sudah berumah tangga, saya sering bergiliran makan pagi atau sore di rumah- rumah beliau, di rumah eteke Nuriana, etek Sarani, etek Jawaler etek Manggok dan etek Jaraniah.

PADA hari raya Idul Fitri anak-anak bersukaria.

Mereka dapat uang jajan dalam jumlah istimewa dibanding hari-hari biasa Uang itu antara lain untuk membeli badie-badie (mercon), ukuran besar-kecil.

Dentumannya bersahut-sahutan sana-sini di mana-mana dalam kampung.

Ada nasihat: "Mubazir mem- bakar uang", tetapi mercon laku terus Buayan kaliang (komedi putar) tambah menyemarakkan hari raya.

Pertandingan sepakbola antar-kampung pun ramai dakan pula panjat batang pinang yang diberi gomok iminyak pelumas) supaya benar-benar licin.

Dentumannya bersahut-sahutan sana-sini di mana-mana dalam kampung

Siapa yang ber- mencapai puncak akan dapat hadiah baju, handuk, sapu Dia hasil 23 Bermain, Sekolah, dan Mengaj manurun, bertutur kepada anak kecil dengan rasa kasih mandata, bertutur pada teman sebaya dengan saling menghormati.

Dan keempat kato malereng bertutur kepada orang yang disegani, tidak langsung pada salah, tidak to the point tapi didahului kata-kata sindiran.

Lebih-lebih bila berbicara dengan ipar, semenda dan besan.

Mesti diplomatis.

Kalau tidak begitu, kita dianggap tidak beradat.

Sebab yang disebut adat itu sebenarnya adalah laku (kelakuan), jelasnya tingkah laku bersama atau di tengah orang lain.

Dalam pergaulan hidup orang Minangkabau harus memi- liki sopan-santun dan basa-basi, tau di ampek (tahu yang sayang.

Ketiga kato ma empat di atas) Bapak selalu mengajar saya untuk "tau di ampek".

Pelajaran non-formal itu tidak hanya diberikan waktu hari raya tetapi juga bila Bapak mengajak ke pesta perkawinan (baralek.

Di banyak n kepada orang- emui orang yang harus dipanggil "angku'atau "mamak", tetapi juga epada bako yang harus saya panggil "bapak", dan lain lainnya seperti "tantuo Di tempat perhelatan tradisional-misalnya helat kawin pun ada semacam tata krama.

Tempat duduk tetamu diatur oleh janang (protokol), apalagi jika duduk balewa (melingkar) Dialah yang mengatur di mana tempat si pangka (tuan rumah) ninik mamak, alim-ulama, dan anak muda Baik di rumah maupun di tempat perhelatan, anak-anak diajar etika makan.

Tidak boleh sembarangan.

Tidak boleh sepotong ayam atau rendang diambil sekali angkat

Tidak boleh sepotong ayam atau rendang diambil sekali angkat.

Kuah-kuah dulu.

Kemudian baru dipipie (dipipil, dicomel) dagingnya sedikit demi sedikit.

Kita dimarahi bila makan barimah (kejatuhan remah), yakni butir-butir nasi terserak keluar piring, sebutir sekali pun Orang tua mengatakan: "Bukankah kita payah menunggu enam bulan di sawah sejak menanam sampai nasinya ter- hidang?" (Karena dulu seocrypt belum ada bibit unggul, petani ke sawah paling-paling dua kali setahun, waktu musim hujan).

Adalah tercela makan kenyang sampai sendawa.

Benar lah juga ajaran Nabi Muhammad.

"'Makan sebelum lapar, berhenti sebel se um kenyang".

Isilah perut sepertiga dengan makanan, pertiga dengan air, dan sepertiga lagi dengan gas angin.

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Box : Resep Steak Lada ala Meksiko

Karena sifatnya yang radikal

Catering Jogja Murah : Saus Makanan Penutup Buah Pedas Kering